Tips menulis di media online banyak yang belum paham bahwa agak berbeda dibandingkan dengan menulis untuk media cetak. Bila media cetak seringkali sangat tergantung dengan editor di media tersebut, jumlah penulis yang mengirimkan naskah dibanding dengan kesempatan untuk naik cetak, tema artikel, dan banyak lagi.
Sedangkan media online ada berbagai kriteria juga tergantung pada kelompok pembaca, kategori media online, dan kekinian berita. Ada media online yang membebaskan masyarakat untuk menulis di platform yang disediakan oleh media online tersebut, ada pula yang harus melalui tim editor untuk dicek terlebih dahulu kelayakan artikel. Selain itu ada juga media online yang mempunyai jurnalis tersendiri dan tidak menawarkan masyarakat untuk mengambil peran sebagai citizen journalis.
Contents
Syarat Menulis di Media Online
Menurut kaidah penulisan di media online ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penulis, terutama yang sehari-hari berkiprah sebagai penulis konten digital.
Mudah Ditemukan dan Dipindai
Audiens atau calon pembaca akan mencari artikel atau informasi di media online berdasarkan kata kunci yang diketik di mesin pencari. Dalam waktu singkat, biasanya akan bermunculan berbagai artikel yang kita ketik kata kuncinya tersebut. Tentunya ada ilmu lain yang menyertai agar artikel dapat tampil di halaman pertama mesin pencari.
Misalnya menerapkan kaidah SEO (search engine optimization) waktu menulis artikel tersebut.
Pengertian dari sebuah artikel mudah dipindai (scanning) adalah ketika kita melihat artikel tersebut dalam waktu singkat. Hanya sekilas pandang kita akan langsung mengetahui apa yang kita cari dari artikel yang ditemukan.

Data Valid dan Faktual
Tentunya ketika menulis artikel tidak boleh asal nulis dan mengarang begitu saja. Artikel walaupun dalam gaya bahasa penulisan yang santai harus disertai data valid dan faktual.
Formasi Tulisan
Formasi tulisan harus diawali dengan paragraf pertama menarik. Kemudian kalimatnya tidak perlu panjang-panjang supaya mata tidak lelah. Setiap kalimat cukup dengan sekitar 20 kata, dan setiap paragraf cukup empat hingga lima kalimat.
Artinya kalau dipindai kalimatnya cukup sekitar lima baris.
Bila artikelnya panjang bisa dipilah-pilah menjadi beberapa sub judul dan penulisannya bagus lagi secara list cicle. Artinya menurut poin-poin atau penomoran.
Enak Dibaca dan Menarik Dilihat
Artikel digital harus enak dibaca, dibaca cepat, dan tidak membuat mata lelah. Beberapa penelitian terhadap perilaku pembaca digital, mereka membaca menurut huruf F.
Artinya artikel dibaca penuh hanya paragraf awal, kemudian menyurut makin kecil ke bawah. Paragraf juga disusun rata kiri, jangan dibuat justify seperti jurnal atau makalah cetak. Akan membosankan dan terkesan kaku.

Lengkapi pula minimal dua image yang sesuai artikel, menarik, dan imagenya tidak blur atau pecah. Bila teman-teman punya link video, bisa juga disematkan agar pembaca lebih lama membuka media online tersebut.
Penutup
Di zaman yang serba digital ini, perilaku audiens membaca artikel di media online akan sangat berbeda ketika membaca media cetak. Itu sebabnya menulis di media online perlu trik-trik tertentu agar orang betah membacanya. Jangan lupa juga, bahwa apa yang kita tulis harus mengandung manfaat dan memang informasinya dibutuhkan.
Semoga bermanfaat.
Sumber:
Ooh baru tahu istilah ‘mirip seperti huruf F’. Emang gak boleh rata kanan kiri yaa tulisannya Bun..malah bikin mata pembaca jadi lelah.
Kalau buat media online sih tulisan biasanya pendek2 dan langsung to the point.
Menjadi penulis konten di era digital saat ini membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan menulis yang baik. Di media online, persaingan untuk mendapatkan perhatian pembaca semakin ketat. Oleh karena itu, penting bagi para penulis konten untuk memiliki strategi dan teknik yang jitu agar tulisan mereka dapat menarik dan mudah ditemukan oleh target audiens.
Membaca di media online tuh lebih asyik saat tulisannya nggak terlalu panjang tiap paragrafnya. Jadi, mata nggak terlalu lelah. Informasinya pun akan kita baca hingga akhir.
Butuh riset dulu ya sebelum nulis di media online. Jadi, data yg disampein bener adanya, nggak terlalu panjang juga biar pembaca nggak bosen.
tipsnya keren banget ini. baru tahu kalau kecenderungan baca orang di media online seperti huruf F. hmmm … jadi kalau nulis artikel bagian pentingnya sebaiknya di depan ya
İlmu baru ini mba,, yang konsep membaca model huruf F, baru tau juga. Selama ini jarang banget memperhatikan sich ya.
Saya senang kalau baca di media online itu hurufnya jelas dan juga tidak terlalu panjang paragrafnya dan pastinya informasinya hal yang bermanfaat dan dilengkai dengan gambar yang jelas
Ilmu baru nih yang paragraf F. Selama ini iya sih kalo aku nulis jurnal pake paragraf justify alias rata kiri-kanan. Kalo blog baru rata kiri. Ternyata ngaruh di interest pas baca ya
Setuju banget kak. Etika menulis di media online beda dgn media cetak. Kalimatnya cenderung singkat2 menyesuaikan karakter pembacanya.
Kalo aku sih dalam satu paragraf ada 2 kalimat. Dalam satu kalimat, maksimal 15 kata. Jadi ga bikin capek yg baca. Itu pun di tengah ada tanda koma untuk jeda ambil nafas.
Iya, sekarang era digital
Orang banyak yang mencari informasi di media online. Makanya penting juga menulis di media online
Betul sih, menulid di media online itu tidak hanya harus menarik, tapi juga harus enak dibaca. Karena tipe pembaca online emang baca cepat dan skipping gitu, ya. Buat blogger perlu diperhatikan juga sih.
Dapat ilmu bagus ini daku, harusnya polanya adalah huruf depan nama daku ya, F.
Siip banget kak, perlu diterapkan sekaligus edit artikel yang ada nih hehe
Tips yang menarik nih. Karena menulis konten untuk media harus falid datanya, sesuai fakta yang ada. Dan ya, bener banget harus singkat, to the point gitu.
Ini ilmu banget buat diaplikasikan oleh para penulis di media online. Jangan hanya mengandalkan judul click bait, ya. Tapi sangat penting memenuhi kaidah penulisan yang baik
Jadi, kalau artikelnya malah justirfy itu, cenderung bisa bikin mata lelah ya saat membaca? Kupikir malah memberi kesan rapi kalau rata kiri kanan begitu. Rupanya malah sebaiknya membentuk pola huruf F juga. Makasih banyak atas tipsnya ya, Kak.
Tulisan untuk media emang memiliki tantangan tersendiri ya
Harus pendek, fokus ke tujuan dan pastinya banyak persaingan nya
Tapi gak ada salahnya juga kita harus coba ya
baru tau nih tentang pola membaca ngikutin huruf F…secara gak sadar mata nyaman dengan pola yang seperti itu ya, kita aja gak sadar karena kebiasaan hehe
Aku suka baca media online, tapi kadang suka gemes sama iklan. Gapapa sih tapi kalau terlalu banyak bikin bingung juga..
saya baru ngeh yang scaning reader dalam membaca itu menurut huruf F. tapi saya sebagai pembaca digital juga begitu. ini bisa jadi pertimbangan dalam menulis artikel ya teh. jangan rapatr rapat, jangan kebanyakan kalimat dalam 1 paragraf (tadi 5 aja ya) dan pake paragraf disusun rata kiri (tapi kalau ini saya malah ngerasa kurang rapi ya tulisannya, mungkin tetep justify aja)
Kalau aku sih yang paling utama yaitu harus enak dibaca dulu. Terus lanjut ke susunan paragraf yang gak rapat. Biar mata gak lelah saat baca. Penting semua point yang disebutkan di artikel ini
owalah. aku jadi tau nih tentang teori baca huruf L. ternyata visual tulisan juga berpengaruh ya
Memang kudu banyak triknya ya kalo di media online, biar sampe ke pembaca dan mereka betah bacanya. Karena banyak artikel yg serupa, wah kudu jeli ya penulisnya
Bener banget kak, menulis dimedia online aturannya beda dengan media cetak ya. Dimedia online jangan menggunakan kata apalagi paragraf yang panjang. Pasti langsung di skip pembaca. Bikin capek bacanya. Mending memang menggunakan kalimat pendek, jelas, padat, lugas, dan juga rata kiri..
Menarik nih, membaca menurut hufuf F. Menulis di media online bisa jadi tantangan tersendiri, mengingat orang-orang sekarang banyak yang menelan informasi mentah-mentah, dan scanning saja saat membaca.
Bener banget kak, nulis di media manapun walaupun dalam gaya bahasa penulisan yang santai tetapi tetap aja harus didukung data valid dan faktual. Setuju juga kalau format justify itu bikin capel bacanya
Tips menulis ini bisa kita terapkan juga ya di blog kita masing-masing. Selain melatih untuk konsisten menulis, persiapan juga untuk mengajukan tulisan kita ke media online.
Informasi yang menarik banget ini. Kalau mau menulis media online memang harus dibuat semenarik mungkin ya karena ini juga berpengaruh pada optimasi SEO, jadi lebih mudah diindex google dan jauh lebih enak dibaca juga sebenernya.