Cara mencegah cyberbullying (perundungan siber) adalah masalah sosial yang berkembang yang telah menjadi terlalu umum di komunitas online. Penelitian menunjukkan bahwa satu dari lima remaja telah mengalami cyberbullying, sementara 59% remaja telah dilecehkan secara online.
Dan tingkat terjadinya bullying online tampaknya tidak menurun.
Ketika pandemi COVID-19 beberapa tahun yang lalu, cyberbullying meningkat karena banyak orang mengakses internet. Selama perintah tinggal di rumah, penelitian menunjukkan cyberbullying meningkat 70% dan toksisitas pada platform game online meningkat 40%.
Angka-angka ini sampai sekarang menggambarkan bahwa meskipun ada peningkatan pendidikan dan peningkatan program pencegahan perundungan di sekolah, insiden perundungan siber terus meningkat. Jadi orang tua perlu melakukan apa yang mereka bisa untuk mencegah cyberbullying dalam kehidupan anak-anak mereka.
Contents
- 1 Mengapa Pencegahan Itu Penting
- 2 Langkah-langkah Mencegah Cyberbullying
- 2.1 Lindungi Akun dan Perangkat
- 2.2 Gunakan Alat dan Pengaturan Privasi
- 2.3 Jaga Privasi Barang Pribadi
- 2.4 Kelola Berbagi Lokasi
- 2.5 Ajari Mereka untuk Berpikir Sebelum Memposting
- 2.6 Lakukan Audit Media Sosial
- 2.7 Log Out (Keluar) Saat Menggunakan Perangkat Publik
- 2.8 Menolak untuk Menanggapi Cyberbullies
- 2.9 Laporkan Cyberbullies
Mengapa Pencegahan Itu Penting
Penindasan dunia maya secara sengaja dan berulang kali menimbulkan bahaya menggunakan perangkat elektronik, aplikasi game, dan platform media sosial online.
Ini sering bermanifestasi sebagai akun kebencian, postingan media sosial yang menyakitkan, rumor dan gosip online, dan komentar jahat saat bermain game. Niatnya hampir selalu untuk mempermalukan, mengancam, mengintimidasi, atau menyalahgunakan target yang dituju.
Penelitian telah menunjukkan bahwa mereka yang ditindas di dunia maya menderita sejumlah konsekuensi yang berbeda, termasuk berjuang secara emosional, fisik, mental, dan akademis. Terlebih lagi, cyberbullying adalah stresor yang signifikan dalam kehidupan anak muda.
Cyberbullying membuat anak muda merasa terluka, malu, dan terkadang bahkan takut.
Juga tidak jarang korban cyberbullying merasa sendirian dan terisolasi. Banyak anak yang menjadi target, menurut laporan justru dikucilkan di sekolah. Pengalaman ini, pada gilirannya, memengaruhi harga diri dan perasaan mereka.
Pada akhirnya, cyberbullying dapat menyebabkan tindakan menyakiti diri sendiri dan bahkan pikiran untuk bunuh diri.
Langkah-langkah Mencegah Cyberbullying
Meskipun tidak ada cara yang sangat mudah untuk mencegah anak dari perundungan siber, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan bersama untuk mengurangi kemungkinan mereka menjadi sasaran.
Ini termasuk menerapkan langkah-langkah keamanan serta melakukan percakapan berkelanjutan tentang cyberbullying. Bersama anak-anak perlu mendiskusikan apa itu cyberbullying, risiko yang terkait dengan mengalaminya, dan bagaimana hal itu dapat meningkat.
Lindungi Akun dan Perangkat
Dalam hal cara mencegah cyberbullying, penting bagi anak untuk menggunakan sandi dalam segala hal. Kata sandi adalah salah satu cara paling efektif untuk melindungi akun dan perangkat.
Gunakan Alat dan Pengaturan Privasi
Apa pun yang dilakukan anak remaja Anda secara online, pastikan mereka mengetahui pengaturan privasi dan alat yang ditawarkan oleh organisasi. Hampir setiap platform media sosial termasuk Instagram, Twitter, SnapChat, dan TikTok memiliki setelan privasi.
Jaga Privasi Barang Pribadi
Anak-anak tidak boleh membagikan alamat, nomor ponsel, atau alamat email mereka secara online. Mereka harus berhati-hati dalam membagikan terlalu banyak informasi tentang ke mana mereka pergi ke sekolah, terutama jika mereka memiliki teman atau pengikut online yang tidak terlalu mereka kenal.
Kelola Berbagi Lokasi
Beberapa smartphone memungkinkan pengguna untuk berbagi lokasi mereka dengan teman-teman. Artinya, jika mereka membagikan lokasi mereka kepada orang-orang, orang-orang ini akan selalu tahu di mana mereka berada.
Diskusikan dengan anak tentang dengan siapa mereka dapat membagikan lokasi mereka atau apakah mereka dapat membagikannya sama sekali.
Demikian juga, beberapa foto yang diambil dengan smartphone sudah mengandung geotag yang menunjukkan di mana foto itu diambil. Orang-orang dapat menggunakan foto-foto ini untuk menentukan lokasi anak, meskipun mereka tidak pernah menyebutkan di mana foto itu diambil.
Anak perlu memperhatikan foto mana yang mereka bagikan dan kapan. Misalnya, sebaiknya menahan diri untuk tidak memposting foto liburan sampai anak dan keluarganya kembali dari liburan.
Ajari Mereka untuk Berpikir Sebelum Memposting
Bantu anak-anak dan remaja membiasakan diri meluangkan waktu sebelum memposting. Misalnya, mereka dapat membuat postingan secara offline dan kemudian kembali lagi dalam satu jam dan memutuskan apakah mereka masih ingin mempostingnya. Melakukan hal itu akan mencegah mereka memposting hal-hal yang mungkin mereka sesali di kemudian hari.
Lakukan Audit Media Sosial
Setiap bulan atau lebih, duduklah bersama anak remaja dan buka akun media sosial mereka. Bersama-sama, tentukan postingan apa yang mungkin perlu dihapus dari akun mereka. Latihan ini sangat penting saat mereka bersiap untuk mendaftar ke perguruan tinggi atau mencari pekerjaan baru.
Sering kali, lingkungan perguruan tinggi dan manajer perekrutan di tempat karja akan melihat melalui akun media sosial pelamar untuk merasakan kepribadian dan karakter mereka.
Log Out (Keluar) Saat Menggunakan Perangkat Publik
Ingatkan anak remaja atau siapa pun di keluarga, bahwa ketika mereka menggunakan komputer atau laptop umum di sekolah atau perpustakaan, mereka harus LOG OUT (keluar) dari akun apa pun yang mereka gunakan.
Ini termasuk keluar dari email, akun media sosial, akun sekolah mereka, akun Amazon, dan akun lain yang mungkin mereka buka.
Menolak untuk Menanggapi Cyberbullies
Jika anak atau remaja kita mengalami cyberbullying, mereka harus menahan diri untuk tidak menanggapi.
Ini berarti mereka tidak boleh berdebat, mencoba menjelaskan, atau terlibat dalam cara apa pun dengan pelaku intimidasi dunia maya. Mengklik apa pun, melakukan telepon bahkan videocall sekalipun.
Cyberbullies mencari respons emosional, tetapi jika anak atau remaja kita menolak untuk memberi mereka apa pun untuk melanjutkan, mereka dibiarkan dengan komunikasi sepihak.
Laporkan Cyberbullies
Ajarkan anak atau remaja kita bahwa mereka harus selalu melaporkan cyberbullying. Ini termasuk tidak hanya memberi tahu apa yang terjadi, tetapi juga memberi tahu platform media sosial, penyedia layanan internet, dan pihak lain yang diperlukan untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
Terakhir bahkan mungkin perlu menghubungi sekolah atau polisi untuk mengakhiri pelecehan atau cyberbullying tersebut.
Semoga bermanfaat