“Aku janji ga beli lipstik tahun 2025, mau ikut tren “No Buy Challenge”, kata anak saya. Gara-garanya, saya mau menghadiri undangan pernikahan anak seorang teman. Rencananya saya pakai baju warna merah maroon. Cocoknya kan pakai lipstik senada ya, maroon juga. Sedangkan dilihat-lihat saya punyanya warna nada pink, oren, atau ungu. Engga masook.
Jadi saya tanya anak saya, punya lipstik warna maroon ga? Dia kemudian menyerahkan tiga buah pilihan lipstik dengan nada maroon, dengan berbagai bentuk dan merek. Ada lip cream dan lipstik, mate maupun glossy. Tentu saja saya terpana.
“Astaghfirullah, kamu punya warna apa saja sih?”
“Lengkap. Mau finishingnya kayak apa? Mau harga berapa?”
Dia pun terbahak, yang endingnya, janji tahun 2025 ini engga beli-beli lipstik.
Contents
Apa itu “No Buy Challenge”
No Buy Challenge adalah sebuah tantangan yang mengajak seseorang untuk tidak membeli barang-barang yang tidak diperlukan selama periode waktu tertentu. Periode ini bisa bervariasi, mulai dari satu bulan, beberapa bulan, hingga satu tahun. Tujuan utama dari tantangan ini adalah untuk mengurangi konsumsi, menghemat uang, dan lebih menghargai barang-barang yang sudah dimiliki.
Banyak orang mulai menyadari dampak negatif dari konsumsi berlebihan terhadap lingkungan dan keuangan pribadi. Apalagi di tengah issue adanya kenaikan pajak, membuat orang harus sangat berhemat untuk membeli barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan.
No Buy Challenge menjadi viral di media sosial dan banyak orang terinspirasi untuk ikut serta.
Manfaat mengikuti No Buy Challenge tentu saja menghemat uang dan menghindari utang, sebuah kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat kita, demi terlihat wah di mata orang lain.
Selain itu mengikuti tantangan ini kalian jadi lebih menghargai barang-barang yang sudah dimiliki dan merawatnya dengan baik, agar lebih awet. Dampak positif, bergaya hidup minimalis seperti ini akan berdampak positif pada lingkungan, karena dengan mengurangi konsumsi, berarti mengurangi produksi sampah dan limbah.
Tips Melakukan No Buy Challenge
Aturan No Buy Challenge bisa dibuat sendiri dan sederhana yaitu dengan membuat daftar barang-barang yang tidak penting dan tidak dibeli untuk jangka waktu tertentu dan patuhi rulles ini.
Berapa lama kalian ingin mengikuti tantangan ini pun bisa diatur sendiri, setahun, enam bulan, tiga bulan, sebulan. Ada baiknya kalian juga mencatat pengeluaran selama mengikuti tantangan, jadi akan jelas perbedaan, mana yang sering belanja dan mana yang berhemat.
Banyak orang memulai tantangan seperti itu di awal tahun dan berkomitmen untuk terus melakukannya hingga akhir tahun.
Jika suatu saat tergoda untuk membeli sesuatu, carilah alternatif lain, seperti meminjam dari teman, memperbaiki barang yang rusak, atau membuat sendiri. Tetapi hati-hati meminjam dari teman, jangan sampai menjadi kebiasaan juga, sih. Apa-apa minjem. Bisa bikin kesel itu sih…
Berikut beberapa tips melakukan tangangan:
Kenali Kelemahan Sendiri
Seperti halnya anak saya, itu dia kelemahannya demen banget koleksi lipstik. Walaupun dibeli dengan uang sendiri, kalau dijumlah sekian puluh lipstik kali sekian puluh atau mungkin ratus ribu, akan kaget dengan uang yang telah dibelanjakan selama ini.
Kalau saya yang hobi menjahit, kelemahannya adalah membeli kain, yang akhirnya teronggok belum dijahit sempai sekarang.
Mengetahui kelemahan sendiri, akan membantu membuat rencana yang lebih realistis untuk tetap memenuhi tantangan.
Buat Aturan Sendiri
Serunya tren No Buy Challenge adalah, tantangan ini tidak ada aturan baku, karena setiap orang mempunyai ketertarikan barang yang ingin dibeli beda-beda.
Ada orang-orang yang senang hang-out atau ngafe, bisa membuat aturan, hobi ngafe dikurangi, dari tiap hari, menjadi seminggu sekali, bertahap jaraknya diperpanjang.
Seseorang yang hobi belanja baju, tantangannya adalah memilih untuk tidak membeli pakaian baru dan memprioritaskan pengeluaran untuk pengalaman bersama orang-orang yang dicintainya.
Ambil Jeda
Keuangan sangat terkait dengan emosi, dan emosi terkadang dapat membuat kita merasa ingin membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan. Bagi kalian yang sering belanja online, ada baiknya mematikan pilihan COD, pilih simpan saja di keranjang virtual, biarkan sampai semalam, dua malam, dan seterusnya…
Sering kali belanja impulsif ini disebabkan oleh alasan berikut yaitu HALT
HALT adalah akronim dari:
- H (Hungry): Periksa apakah kita lapar. Rasa lapar sering mendorong seseorang membeli makanan atau camilan berlebih. Itu sebabnya kalau main ke mall, makan terlebih dahulu, baru jalan-jalan, untuk menghindari belanja di saat lapar.
- A (Angry): Apakah kalian sedang marah? Marah dapat memicu belanja untuk menenangkan diri.
- L (Lonely): Evaluasi apakah kalian merasa kesepian. Kesepian sering membuat orang belanja sebagai pelarian.
- T (Tired): Apakah kalian lelah? Kelelahan dapat membuat seseorang mencari hiburan melalui belanja.
Jika kita membeli secara impulsif, seorang penulis memberi saran untuk menuliskan barang-barang yang ingin dibeli dan meluangkan waktu untuk berpikir lebih jauh tentang kegunaan barang tersebut.
Melalui menulis, keinginan impulsif bisa lebih diredam.
Penutup
Tren No Buy Challenge merupakan tren yang seru untuk diikuti, terutama buat kalian yang punya hobi belanja.
Media sosial dengan gencarnya promosi pop-up dan influencer sering membuat kita jadi tergila-gila pada produk dagangan baru.
Perlu niat kuat untuk berhenti berlangganan atau unfollow website produk-produk yang sifatnya kebutuhan tersier.
No Buy Challenge adalah cara yang efektif untuk mengubah pola konsumsi dan meningkatkan kualitas hidup. Meskipun membutuhkan disiplin dan komitmen, manfaat yang didapatkan sangatlah besar.
Sumber foto: Photo by Andrea Piacquadio: https://www.pexels.com/photo/photo-of-a-woman-holding-shopping-bags-974911/
Semoga kita semua bisa berbelanja dengan bijak ya, ke depannya. Kalau aku pernah baca tentang aturan 3 hari. Kalau mupeng belanja suatu barang, tunggu 3 hari dulu untuk mempertimbangkan apakah itu benar-benar perlu dibeli atau tidak.
Aku juga lagi menerapkan no buy challenges karena rasanya tahun kemarin aku kacaw banget..
Sebenernya bukan ke barang konsumtif tapi tetep aja repot di finacialnya wkwkwk
Lebih bijak aja sih sampe habis banget baru beli lagi, walopun ga cocok ternyata wkwkwk
Saya udah mulai nih nerapin No Buy Challenge
Karena ngerasain banyak manfaatnya. Misalnya saya suka banget kunyit asem fresh yang dijual botolan
Saya coba bikin sendiri, dan ternyata selain hasilnya banyak banget, saya puas minum, serta bisa bikin tulisan yang lebih bermanfaat dibanding bikin tulisan review kunyit asem hasil beli 😀
Sepertinya tidak perlu ikut challenge ini saya udah terbiasa jarang belanja kalau bukan kebutuhan
Tapi challenge ini pasti bermanfaat buat yg terbiasa belanja apa aja keinginan dan punya banyak uang
Semangatnya untuk mengurangi jiwa konsumtif ya. Perlu digaungkan lebih luas lagi
Mbak, beneran loh salah satu resolusi 2025 ini bisa berhemat banget dan bersyukur sih bisa nemu artikel keren ini. Thanks ya, jadi semangat ikutan no buy challenge 2025 ini.
Aku juga sering kebobolan gara-gara impulsif beli barang yang nggak terlalu dibutuhkan. Ide no buy challenge ini kayak wake-up call untuk lebih mindful sama pengeluaran. Thank you udah kasih insight yang simple tapi impactful. Mungkin aku bakal coba juga, siapa tahu saldo rekening lebih ‘sehat’ bulan depan. 😊
Saya lagi ikutan no buy challenge juga nih hihi
Di antaranya mengurangi gofood dengan mencoba bikin sendiri. Ya ampun tahun lalu mentang-mentang sering di luar rumah seharian dan anggota keluarga di rumah tinggal 3..jadi demen gofood saya. Hiks
Apalagi kalau suami ke luar kota, cuma berdua sama anak makannya..gofood lagi dan lagi.
Tahun ini bertekad lebih berhemat salah satunya dengan cara memasak sendiri!
Aku akhir-akhir ini sedang kaget sama timbangan, sebenernyaa..teh.
Karena ada mertua ke rumah, jadi biasa makan enak dan 2x sehari ((biasanya aku 1x sehari buat makan yang ada karbo-nya. Selebihnya, buah aja))
Karena ga kontrol gini, aku jadi bisa nahan untuk ga beli makanan online.
Biasanya, tiada hari tanpa nyobain menu makanan online di sekitar rumahku yang enyaakk enyaakk.. hehehe..
Ternyata bisa selaras dengan No Buy Challenge yaa..
Intinya, kalau mau ikutan challenge kudu punya strong why dulu nih.. supaya tercapai dan lebih konsisten.
Yang paling sulit dari No Buy Challenge ini KONSER siih..
Huhhu.. kalo pas idol aku ke Indo, pas term-nya belum selesai.. kudu eottokee???
Belanja impulsif ini relate dengan boros gak sih, soalnnya kan kadang beli barang yg gak dibutuhkan ya
kalo aku paling susah untuk nahan nonton film, apalagi yang aku suka huhuhuhu mulai pilih-pilih film deh